Banyaknya keluhan mengenai menurunnya moralitas bangsa Indonesia, terutama anak-anak usia sekolah menimbulkan keprihatinan. Beberapa indikasi yang dirasakan seperti kurangnya rasa hormat pada guru, serta sering terjadinya perundungan antar siswa. Banyaknya persoalan Bangsa tentu berawal dari turunnya nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Sekolah sebagai salah satu tri pusat pendidikan, memiliki tanggung jawab melaksanakan perannya secara optimal menyiapkan generasi muda sebelum terjun ke masyarakat, selain melalui transfer ilmu juga transfer nilai.
Dikarenakan hal tersebut penulis merasa penting adanya melakukan perubahan positif melalui pembiasaan sedari dini kepada siswa di sekolah untuk saling menghargai dan berlaku ramah kepada orang lain. Inilah yang melatari program 3S (Senyum Salam Sapa) di kelas 4 Seroja SDN 1 Pulau Kuu.
Pelaksanaan program tersebut yaitu dimulai dari Guru yang memberikan keteladanan dengan menunjukkan keramahan dan kasih sayang melalui kegiatan melakukan senyum ketika bertemu siswa, mengucapkan salam dan menyapa siswa. Guru juga menampilkan keteladanan dalam pembicaraan grup belajar/LMS serta sosial media, yang menunjukkan keramahan, kasih sayang dan menghargai orang lain meskipun kepada yang lebih muda. Guru sebagai pemimpin memberikan keteladanan sesuai dengan salah satu semboyan Ki Hajar dewantara, “Ing Ngarsa Sung Tuladha”.
Konsisten berlatih untuk membiasakan 3S |
Guru memberikan ketadanan di setiap kesempatan |
Pada langkah selanjutnya, guru melakukan edukasi kepada siswa di kelas untuk melakukan kegiatan senyum salam sapa (3 S) baik kepada guru maupun kepada sesama teman. Kegiatan edukasi selalu diselipkan setiap pembelajaran tatap muka yang dilakukan di kelas. Agar siswa lebih memahami, guru mempraktikan 3 S tersebut, yaitu SENYUM, menarik sudut bibir kiri dan kanan secara simetris, tidak sinis diiringi tatapan mata yang bersahabat, SALAM yaitu dengan melakukan kegiatan bersalaman, namun dikarenakan masih keadaan pandemi maka salam dilakukan secara verbal saja yaitu mengucapkan “Assalamualaikum” “Selamat pagi/siang/datang” atau “halo”, dan SAPA yaitu dengan menyebut nama atau sapaan misalnya “sebut nama, pak, nak” agar terdengar lebih hangat dan dekat.
Agar setiap siswa sadar bahwa selalu ada sisi positif yang dimiliki orang lain, siswa diminta untuk menuliskan satu hal baik yang dimiliki temannya,. Ini melatih siswa untuk mampu menilai, meniru sekaligus menghargai orang lain. Diharapkan akan berdampak pada sikap saling menghargai dan menghormati sesama teman. Selain itu, dengan kegiatan semacam ini akan berdampak pada penghormatan diri dan kepercayaan diri masing-masing siswa. Terakhir, siswa dan guru merefleksi mengenai keberhasilan dan kegagalan program yang telah dilaksanakan, guna menyempurnakan kelanjutan program 3S secara konsisten dan berkelanjutan.
Hasil dari program yang dilaksanakan yaitu kegiatan senyum, salam, sapa (3S) mulai dibiasakan di lingkungan kelas. Siswa juga lebih terlihat menghargai temannya dengan berkurangnya laporan tentang kebiasaan saling ejek maupun perundungan.
Program ini belum sepenuhnya berjalan lancar dan mengakar dalam keseharian siswa. Ini karena proses pembiasaan dan keteladanan yang dilakukan di lingkungan sekolah terbatasi dengan minimnya tatap muka antara guru dan siswa akibat pandemi. Walau demikian, guru terus berusaha mencontohkannya saat bertemu dengan siswa, tidak malu dan sungkan membiasakan bersikap ramah, tersenyum, mengucap salam dan menyapa siswa disertai rasa menghargai lawan bicara. Selain itu, guru juga mengirimkan dokumentasi pelaksanaan program ke grup WA paguyuban orang tua siswa agar mereka mengetahui dan mendukung program ini. Memang membiasakan hal baru bukanlah perkara mudah, namun dengan kemauan,dan konsisten untuk terus ambil pelajaran, semoga hal positif meski sedikit dapat dirasakan manfaatnya.
Oleh : CGP Kab. Tabalong, Asri Fatimah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar